
Awal tahun 2011 indonesia mendapatkan hadiah tahun baru yang tidak enak di dengar untuk kalangan masyarakat yaitu “Naiknya Harga Cabai di Pasaran”, Ya keadaan yang sangat kurang menguntungkan bagi masyarakat pecinta makanan pedas, apalagi masyarakat Indonesia sangat-sangat membutuhkan yang namanya cabai yang merupakan bahan utama pembuatan sambal (contoh saja daerah di Indonesia banyak terkenal akan sambalnya: Padang dengan baladonya, Jawa barat dengan sambal terasinya dan masih banyak lagi). Mereka bilang “Makan kurang lengkap apabila tak pakai sambal”. Kebiasaan ini yang membuat kenaikan harga cabai dibilang sangat merugikan rakyat kita, bahkan kenaikannya sempat mencapai Rp 100.000,00/kg di beberapa pasar di daerah Jakarta. Hal ini membuat pemerintah harus berpikir keras memikirkan agar nasib rakyat tak sengsara hanya karena cabai.
Menurut analisis saya kenakan harga cabai itu disebabkan oleh 2 kemungkinan , kemungkinan pertama adalah produktivitas cabai menurun disebabkan oleh banyak factor yang terjadi pada lingkungan. Dampak “La-Nina” yang tengah melanda belahan bumi bagian timur menyebabkan Indonesia kebagian jatah hujan yang sangat banyak di beberapa daerah, sehingga menimbulkan efek pada daerah daerah pertanian cabai. Cabai merupakan tanaman yang sensitive pada iklim saat ini beberapa penyakit dan virus akan lebih mudah menjangkit cabai ini sehingga tanaman tersebut gagal panen. Mari kita berteori ekonomi: karena produktivitas padi yang kali ini sedang menurun akibat dampak la-nina akan mempengaruhi stok yang ada di pasaran sedangkan permintaan/konsumsi masyarakat tetap dari tahun ke tahun terhadap cabai sehingga menimbulkan kelangkaan cabai, kelangkaan ini akan mempengaruhi harga yang ada di pasaran sehingga naiklah harga cabai seperti pada saat ini.
(Produktivitas /supply ↓ stok ↓ konsumsi/demand ~ → price↑)
Prakiraan ke-2 ini yang belum pernah di ungkap di media yaitu kita lihat dari segi konsumsi (kalau yang pertama dilihat dari sisi produksi), kondisi iklim saat ini yang sering turun hujan ikut mempengaruhi kebutuhan manusia akan asupan yang dapat mebuatnya hangat di musim hujan apalagi kalau bukan makanan pedas yang bahan utamanya adalah cabai. Sekali lagi mari kita berteori ekonomi kondisi seperti ini menyebabkan konsumsi meningkat dengan asumsi produktivitas cabai tetap (seperti kata pak Mentan RI “produktivitas cabai kita tetap tak mengalami penurunan”) maka akan menyebabkan stok cepat berkurang, lalu hasilnya akan menjadikan barang tersebut langka dipasaran secara otomatis harga pun akan naik.
(Demand ↑ produktivitas ~ stok ↓ → price ↑)
Dari kedua kemungkinan diatas sudah jelas bahwasanya tak haruslah kita selalu menyalahkan petani mengapa cabai harganya naik?? Mengapa bisa produktivitas menurun??. Semua permasalahan kita ini adalah permasalahan bersama seluruh rakyat negri ini. Alangkah bijaknya kita harus dapat menyelesaikan bersama, mulai dari diri kita sendiri, marilah kita menanam cabai secara mandiri agar kita tahu apakah menanam cabai itu mudah?? Mulai mengkonsumsi alternative lain selain cabai untuk mendapatkan rasa pedas seperti lada ataupun yang lainnya silahkan anda punya opsi tersendiri untuk itu.
Bogor 9:46 pm
-Muhamad Subhi Huzaifi-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar